Senin, 24 September 2012

6 Virus Paling Mematikan di Dunia

Tags
1. Virus Ebola
Ebola (Virus Kongo) adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit Ebola sangat mematikan.
Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar Anus, dan demam. Tingkat kematian sampai 90%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di Kongo. Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit.

Virus Ini mulai menular dari salah satu spesies kera di kongo kemudian mulai menyebar ke manusia, jangka waktu manusia mulai terjangkit virus ini sampai menemui ajalnya sekitar 1 minggu karena saking ganasnya virus ini.

Senin, 10 September 2012

Testis Lebih Kecil dari Telur Puyuh? Waspadalah!

Tags
  
Pertumbuhan testis atau buah zakar sangat dipengaruhi oleh interaksi hormonal. Normalnya, ukuran testis orang dewasa hampir menyerupai telur puyuh dan jika terlalu kecil maka ada kemungkinan mengalami gangguan hormon hipogonadisme.

Hipogonadisme adalah kondisi menurunnya fungsi testis akibat gangguan interaksi hormonal yang antara lain meliputi androgen dan testosteron. Pada laki-laki, salah satu gejala yang menunjukkan adanya gangguan ini adalah terganggunya pertumbuhan penis dan testis.

"Kami punya semacam standar sebagai pembanding ukuran testis di masing-masing usia. Jadi kalau periksa, kami pegang lalu kami bandingkan lebih besar atau lebih kecil. Untuk orang dewasa, kurang lebih seperti telur puyuh lah ukurannya," kata Dr Em Yunir, SpPD-KEMD dari Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) dalam jumpa pers Hipogonadisme pada Pria dan Masalah Keganasan Kelenjar Tiroid di Hotel Mandarin, Jumat (15/6/2012).

Meski tidak selalu terkait langsung, ukuran testis yang tidak normal bisa mempengaruhi produksi testosteron dan proses spermatogenesis atau pembentukan sperma. Jika testis terlalu kecil, produksi sperma biasanya lebih rendah baik dari segi jumlah maupun kualitasnya.

Apabila gangguan pertumbuhan testis terbukti berhubungan dengan hipogonadisme, maka dampaknya bisa lebih luas lagi. Dr Em Yunir mengatakan, hipogonadisme juga bisa menyebabkan perubahan mental dan emosional misalnya kelelahan, penurunan gairah seks dan bahkan disfungsi ereksi.

Berdasarkan penyebabnya, hipogonadisme dibedakan menjadi 2 yakni hipogonadisme primer dan sekunder. Hipogonadisme primer dipicu oleh masalah dari dalam testis sedangkan yang sekunder dipicu oleh penyakit tertentu misalnya Sindrom Kallmann, gangguan hipofisis dan HIV-AIDS.

Selain ukuran yang tidak normal, masalah lain pada testis yang bisa memicu hipogonadisme adalah testis yang tidak turun ke skrotum atau kantong zakar. Kondisi ini sering dialami bayi baru lahir, namun biasanya turun dengan sendirinya dalam beberapa tahun pertama kehidupan tanpa perlu pengobatan.

Pengobatan untuk hipogonadisme dilakukan dengan terapi hormon. Pada laki-laki dewasa, terapi menggunakan hormon testosteron bertujuan untuk mengembalikan fungsi seksual sedangkan pada anak-anak tujuannya lebih untuk merangsang pubertas dan perkembangan katakteristik seks sekunder.